Bahasa Indonesia
English
You are here
Workshop LAB PLB UNY Bahas Strategi Pengembangan Anak Cerebral Palsy Dari Perspektif Akademis dan Keluarga
Primary tabs

Yogyakarta, 19 April 2025 - Mengasuh anak dengan Cerebral Palsy (CP) membutuhkan pendekatan khusus agar mereka dapat berkembang optimal. Berbagai praktik inovatif telah membuktikan bahwa dengan dukungan tepat, anak CP mampu meraih prestasi akademik maupun nonakademik. Hal ini menjadi fokus workshop yang digelar Laboratorium Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Sabtu (19/4), menghadirkan pakar difabel fisik Gena Diniarti dan pegiat WKCP Reny Indrawati. Bertempat di ruang aula Abdullah Sigit Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, bersatu dengan duduk bersama bukan hanya untuk berbicara tetapi untuk benar-benar mendengar.
Gena Diniarti, dosen PLB UNY, memaparkan bahwa Cerebral Palsy merupakan gangguan gerak tubuh, postur, serta koordinasi otot akibat kerusakan atau perkembangan tidak normal di otak, terutama area pengendali motorik. Kondisi ini dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah kelahiran. “CP memiliki variasi yang beragam, sehingga pemantauan tumbuh kembang anak oleh calon orang tua harus dilakukan secara cermat, termasuk pemeriksaan rutin ke dokter kandungan untuk mendeteksi risiko seperti infeksi virus atau kelainan perkembangan otak,” jelasnya. Ia menekankan pentingnya mengenali indikator awal CP, seperti keterlambatan kemampuan motorik (misalnya bayi belum bisa mengangkat kepala atau tengkurap sesuai usia) hingga hambatan perkembangan bahasa dan kognitif. “Penanganan pendidikan perlu disesuaikan dengan ragam CP. Contohnya, anak dengan hambatan komunikasi memerlukan pendekatan nonverbal, sementara metode pembelajaran harus inklusif dan aksesibel,” tambah Gena.
Dari perspektif orang tua, Reny Indrawati, sekaligus pendiri Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP), berbagi pengalaman mendidik anaknya, Lintang Adnan, yang menyandang CP multidifabel dengan hambatan intelektual. Pada perjalanan dalam mengenyam pendidikannya, Adnan sempat tertolak di beberapa sekolah luar biasa. Namun Reny tidak menyerah begitu saja, Adnan akhirnya mengenyam pendidikan inklusif hingga SMA berkat kreativitas Reny dalam menyesuaikan media belajar. “Saya menggunakan kartu identitas visual untuk membantunya berinteraksi dan menerjemahkan materi pelajaran lewat gambar,” ujarnya. Kolaborasi antara keduanya yaitu orang tua dengan guru sangat dibutuhkan dalam mendidik seorang individu.
Reny menegaskan bahwa anak CP tetap memiliki kecerdasan dasar (human science) yang dapat distimulasi. “Pendidikan untuk mereka sebenarnya sama dengan anak lain, hanya media penyampaiannya yang perlu dimodifikasi. Misalnya, Adnan belajar lewat alat bantu visual karena komunikasinya nonverbal,” paparnya. Ia juga menekankan pentingnya terapi berkala untuk mengoptimalkan perkembangan motorik dan keseimbangan. Kisah Adnan membuktikan bahwa dengan pendampingan tepat, anak CP mampu mengatasi tantangan dan menjalani kehidupan layaknya teman sebaya. Kolaborasi antara pemahaman medis, strategi pendidikan inklusif, serta dukungan keluarga menjadi kunci utama dalam membuka potensi maksimal anak-anak dengan kondisi ini.
Kontak Kami
Alamat : Kampus Karangmalang
Jalan Colombo No. 1
Yogyakarta 55281
Telp. (0274) 554689 Psw 1317
Fax. (0274) 540611
E-mail : plb_fip@uny.ac.id
plbfipuny@gmail.com
Instagram : @plbuny
Facebook : plbfipuny
Twitter : @plbfipuny
Temukan Kami di Google Maps:
Copyright © 2025,