Penguatan Implementasi Project-based Learning (PjBL) bagi Guru SLB di Gunungkidul

Pengalaman langsung (hands-on experience learning) dapat menjadi sarana yang efektif untuk memfasilitasi dalam pembelajaran kecakapan hidup (life skills) dalam memahami konsep, meningkatkan keterampilan praktis, serta membantu dalam pengembangan kemandirian dan kepercayaan diri bagi anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut serupa dengan tantangan yang dihadapi oleh guru SLB di Gunungkidul dalam memberikan pengalaman langsung bagi anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran serta tidak menjabarkannya dalam perangkat pembelajaran. Selain itu, kompetensi pedagogik yang meliputi pemahaman guru terhadap anak berkebutuhan khusus, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan untuk mengaktualisasikan berbagai potensi anak yang dimilikinya harus tampak dalam perangkat pembelajaran dan implementasinya di kelas. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) melalui dosen berkegiatan di luar kampus (DLK) dari PLB FIPP UNY yang diketuai oleh Prof. Dr. Ishartiwi, M.Pd. dan beranggotakan Nur Azizah, Ph.D., Rendy Roos Handoyo, M.Pd., dan Adi Suseno, M.S. berinisiasi untuk memberikan penguatan implementasi Project Based Learning bagi guru di Sekolah Luar Biasa di Gunungkidul.

Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif dengan SLB Puspa Melati yang beralamat di Pudak, Tepus, Gunungkidul. Peserta yang terlibat sejumlah 30 guru SLB dari 3 sekolah yaitu SLB Puspa Melati, SLB Muhammadiyah Ponjong, dan SLB Krida Mulia II Rongkop. Kegiatan pengabdian melalui tiga tahapan yaitu pelatihan, diskusi terarah, dan pendampingan. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada Senin, 24 Juni 2024 secara tatap muka di SLB Puspa Melati dengan aktivitas penyampaian materi konsep Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Project-based Learning (PjBL) dan contoh penerapannya bagi ABK, dan dilanjutkan dengan diskusi terarah dengan penyampaian studi kasus dari peserta dan alternatif penyelesaian melalui diskusi bersama. Kegiatan pendampingan dilakukan secara online untuk memonitor peserta dalam menetapkan studi kasus, mengembangkan rencana pembelajaran berbasis PjBL, dan implementasinya di kelas masing-masing. Melalui kegiatan tersebut, peserta dapat memperoleh pemahaman dan keterampilan yang lebih baik mengenai kebutuhan belajar ABK dan pengembangan aktivitas belajar yang dapat memberikan pengalaman langsung.

Dengan suksesnya kegiatan ini, FIPP UNY menunjukkan komitmennya mendukung SDGs dalam menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. (AS)